Dewasa Itu...

Seiring berjalannya waktu, aku semakin membenarkan sebuah ungkapan yang menyatakan "Tua itu pasti, dewasa itu pilihan". Nyatanya, kita tidak bisa menolak untuk menjadi tua, namun kita masih bisa bersikap kekanak-kanakan, berapapun usia kita. Semakin bertambah umurku, bukan berarti aku bisa bersikap semakin dewasa dan bijak, karena itu pilihan. Tapi yang pasti, semakin bertambah umurku, aku semakin dituntut untuk dapat membuat keputusanku sendiri. Padahal, dulu, untuk sekadar siang ini mau aku makan apa, habis mandi aku pakai baju apa, semua sudah ada yang memutuskan. Sekarang, mau lanjut kuliah dimanapun, aku harus memutuskan dengan pertimbanganku sendiri. Orangtuaku tidak ada yang memaksa aku mau jadi apa. Dan itu justru semakin membuatku kebingungan. Tidak pernah membuat keputusan, sekalinya harus memutuskan langsung pada hal yang berat.
Biasanya, sekadar menu di rumah makan pun aku minta pertimbangan ibuku. Atau jika sudah cukup kebingungan dengan pilihan yang ada, aku hanya mengikuti yang paling banyak diminati orang saja. Tapi kali ini, aku benar-benar harus mempertimbangkan matang-matang. Aku tidak mau salah pilih, dan akhirnya menyesalinya sepanjang hidupku. Yaaaa, mungkin ga selebay itu.
Tahu ga? Sudah hampir 1 bulan aku ga sekolah. Haiss, aku lupa rasa jajanan ibu kantin, yaa walaupun emang aku jarang jajan. Informasi tidak penting macam apa ini? Terserah. Aku juga ga tahu nulis apa.
Tahu ga? Selama hampir 1 bulan ini, aku bisa beberapa hari tidak keluar rumah sama sekali. Trus ngopo?
Mungkin suatu saat ini bakal tak hapus, karena aku yakin Tifa di masa depan bakal anggap ini alay. Maaf  "____"

Komentar